- Beranda » News » Terungkap Saat Rekonstruksi: Di Balik Senyum Rudolf Bawa Jasad Ica di Lift, Ada Penyesalan Mendalam
Oleh : Rista Simbolon (Via ) | Diterbitkan | Short link: https://jakartainews.com/terungkap-saat-rekonstruksi-di-balik-senyum-rudolf-bawa-jasad-ica-di-lift-ada-penyesalan-mendalam-191894
Bagikan Ke :
Facebook Twitter

TRIBUNJAKARTA.COM - Kasus jasad wanita terbungkus plastik nan ditemukan di kolong Tol Becakayu, Bekasi, direkonstruksi abdi negara kepolisian, Rabu (7/12/2022).
Pria tambun pelaku pembunuhan itu, Christian Rudolf Tobing (36), viral di media sosial lantaran video CCTV dirinya di dalam lift membawa jasad Ade Yunia Rizabani namalain Ica, tersebar luas.
Rudolf terlihat tersenyum-senyum, padahal tengah membawa mayit sahabatnya sendiri, Senin (17/10/2022) silam.
Saat rekonstruksi akhirnya terungkap bahwa Rudolf sempat menyesal menghabisi nyawa wanita malang nan lama dikenalnya itu.
Rudolf bak tanpa beban mendorong jasad Ica nan sudah dibungkus plastik lampau dimasukan ke dalam troli kemudian ditutupi sebuah guling.
Di dalam sebuah lift, Rudolf apalagi terlihat senyam-senyum, dia pun tak sungkan menyapa orang nan baru masuk ke lift tersebut.
Berdasarkan video tersebut, publik apalagi menilai Rudolf seperti pembunuh darah dingin nan tampa merasa bersalah menghabisi nyawa seseorang.
Rupanya terungkap dalam rekonstruksi, Rudolf sempat merasa menyesal membunuh Ica.
Rekonstruksi tersebut dilakukan di Apartemen Green Pramuka, Jakarta Pusat, tempat Rudolf membunuh Ica.
Ica dibunuh dengan langkah dicekik oleh Rudolf dengan tangan dan kakinya nan terikat.
Baca juga: Dari Kabin Mobil, Rudolf Si Pembunuh Wanita Tol Becakayu Keluarkan Jasad nan Terbungkus Plastik
Sesaat sebelum membunuh Ica, Rudolf sempat bertanya apakah tindakannya tersebut bakal dilaporkan polisi.
"Tersangka menanyakan apakah tindakannya ini bakal dilaporkan? Korban Ica kemudian hanya menggeleng," ujar interogator menjelaskan segmen nan diperagakan Rudolf.
Rudolf tak mempercayai jawaban Ica dan langsung mencekik korban hingga tewas di bilik apartemen.
"Korban Ica kemudian hanya menggeleng. Tapi tersangka Rudolf tetap tidak percaya bakal respons Ica. Tersangka pun mencekik korban hingga tewas," kata penyidik.
Rudolf sempat mengecek nafas Ica dengan menempelkan jari telunjuk ke hidung korban.

Setelah tahu Ica tak lagi bernafas, Rudolf hanya terdiam.
Di samping jasad Ica, Rudolf duduk beberapa saat sembari merenungi perbuatannya.
"Tersangka memastikannya dengan menempelkan jari telunjuk ke hidung Ica. Seusainya tersangka Rudolf sempat merasa menyesal lantaran kudu membunuh Ica sembari duduk di sebelahnya," tutur penyidik.
Setelah itu, Rudolf membungkus jenazah Ica dan membawanya dari bilik menggunakan troli berwarna merah ke parkiran mobil.
Rudolf lampau membuang jasad korban ke kolong Tol Becakayu.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi, pada Senin (24/10/2022) membeberkan motif Rudolf Tobing membunuh Ica.
Hengki awalnya menjelaskan, sasaran utama pembunuhan Rudolf Tobing sebenarnya adalah kawan lamanya, H.
Rudolf Tobing rupanya mempunya dendam kesumat terhadap H sejak tahun 2015 nan dipicu persoalan bisnis.
Lalu di tahun 2022, Rudolf Tobing memandang Ica dan temannnya nan lain, S tetap berasosiasi baik dengan H.
Darah Rudolf Tobing lantas mendidih, dia akhirnya merencanakan pembunuhan terhadap H, Ica, dan S.
Baca juga: Beda Ekspresi Rudolf Tobing Saat Detik-Detik Pembunuhan dan Di Depan Polisi, Pura-Pura Rileks
"Yang berkepentingan ini sudah ada bentrok dengan salah satu targert sejak tahun 2015," ucap Hengki.
"Dimana diantara keduanya, ada hubungan kerja sama upaya HT, hingga terakumulasi dendamnya sampai 2022,"
"Sampai dendam kesumat, kemudian temannya nan dua orang ini (Ica dan S) juga tahu, nan berkepentingan dengan H ini, mereka tetap berteman, foto berbareng di kegiatan perkawinan, maka semakin dendam," imbuhnya.
Rudolf Tobing nan semula mau membunuh H terlebih dahulu, mengganti rencanannya.

Pasalnya H susah dihubungi dan tidak berada di Jakarta.
Rudolf Tobing akhirnya memutuskan untuk membunuh Ica, dengan modus berpura-pura membujuk membikin podcast.
"Target awal ini si H, namun nan berkepentingan tidak ada di jakarta, lampau dihubungi adiknya," ucap Rudolf Tobing.
"Rudolf lampau memprofiling mana nan paling mudah diadakan pembunuhan, korban I nan pertama, apa hobinya, podcast lampau jadi modusnya," imbuhnya.
Baca tulisan lainnya dari TribunJakarta.com via Google News