Oleh : Rista Simbolon (Via ) | Diterbitkan | Short link: https://jakartainews.com/ikan-sangat-percaya-air-tapi-air-juga-yang-merebusnya-190438
Bagikan Ke :
Facebook Twitter

Daun sangat percaya dengan angin hingga waktunya tiba angia jugalah yang menggugurkannya. Demikian seekor ikan sangat mempercayai air, hingga akhirnya aerial jugalah yang merebusnya. Demikianlah sepenggal kehidupan sesungguhnya orang yang paling dipercayailah yang akhirnya menghabisi seseorang. Maka jika anda berteman dengan orang yang terlalu banyak memuji dan tidak pernah menegur kesalahanmu. Maka yakinlah hanya masalah waktu menunggu nyawamu akan dicabut.
Dalam menjalani kehidupan sungguh banyak onak dan duri. Dan biasanya orang yang memuji dan menjawab kebutuhanlah yang paling berharga dimata kita. Sedang orang yang selalu memberi protes dan kritisi akan dihindari . Mungkin karena prinsip itulah rentenir banyak tumbuh, sukses menjamur dan menjadi propesi yang sangat menggiurkan.
Lihat saja di pedesaan ketika tanaman petani sudah terlihat tumbuh subur maka para tengkulak sudah menawarkan uang dengan perjanjian esok saat panen maka wajib dijual kepadanya. Betapa indahnya tawaran uang ketika beras di rumah sudah kandas. Betapa pahlawannya para tengkulak ketika tanaman sangat membutuhkan pupuk. Dengan bantuan uang maka petani percaya dan tak lama kemudian bak lintah terus menghisap darah .
Saya membaca keterangan pers Firli KPK dalam penangkapan Bupati Bangkalan R Abdul Latif Amin Imron bersama dua kadis dan dua orang swasta yang menjadi eksekutor Bupati menerima sejumlah uang dari ASN agar lolos melewati proses lelang jabatan. Dipatok Rp. 50 juta s/d 150 untuk lolos seleksi.
Betapa pahitnya ,ternyata dua oknum swasta yang menjadi orang kepercayaan Bupati itulah yang membongkar korupsi Bupati. Jadi ibarat ikan yang sangat percaya air, Namun aerial jugalah yang merebusnya.
Betapa segarnya kala angin menyentuh daun. Dia berayun melambai hingga lupa umur daun juga ada batasnya. Angin yang merasa daun sudah dininabobokan hingga lupa diri dan lupa usia terus saja memberikan hembusan angin surga. Dan puncaknya daun akan jatuh ke tanah tak berharga menunggu proses pembusukan. Angin akan berlalu dan tak akan menemaninya hingga lapuk.
Demikianlah kisah kehidupan ketika kuntum bunga merekah maka akan banyak tawon berebut berharap dapat menikmati aroma harumnya. Tawon akan bersaing dan bila perlu keluarkan pujian setinggi langit agar mendapat kesempatan merasakan sarinya. Tawon akan menghalangi tawon lainnya agar tidak hinggap. Banyak cara mulai dari kekerasan hingga fitnah. Namun ketika bunga mulai menua tawon akan menghindar. Dan tawon paling cepat terbangnya meninggalkan sang bunga adalah tawon paling banyak menghisap sari bunganya.
Saya hanya ingin mengatakan ketika esok kamu jatuh maka ingatlah tiga orang. Yang pertama orang yang mengangkatmu ketika terjatuh , kedua orang yang menontonmu dan tidak berbuat apa apa ketika kamu terjatuh dan ketiga siapa orang yang mendorongmu sampai terjatuh. Itu harus kamu pelajari karena itu penting bagimu ketika esok kamu mulai berjalan lagi. (Hen)